Sabtu, 02 Mei 2009

Tiga Pelukis Sidoarjo Semarakkan HUT-716 Surabaya


Surabaya-DP
Solidaritas, itulah yang diwujudkan tiga pelukis asal Sidoarjo (30/4) di Gedung Kesenian Surabaya. Amdo Brada, Farid Ma’roef, dan Setyoko, Tiga sekawan ini sama-sama memiliki tujuan dan impian yang sama.

Lewat Pameran Lukisan yang bertajuk, “Pameran Seni Lukis Reinkarnasi Modern Indonesia 2009,” mereka ingin mengapresiasikan, sekaligus mengenalkan esensi seni lukis diranah modern, yang mereka anggap sudah lama menghilang dilahap oleh peradaban jaman.

“Kami ngenes, meligat dunia seni rupa sekarang, banyak yang menganggap seni adalah ajang mencari popularitas, terlebih sebagai mata pencaharian saja,” Ujar Farid yang ditemui disela persiapan pameran.

Keadaan makin miris saat farid melihat banyak unsur-unsur politis sering ikut menyatu dalam setiap pameran-pameran lukisan dewasa ini. “Bukan berarti tidak boleh, tapi banyak yang ngawur, memasukkan unsure politik seenaknya tetapi malah nggak nggubris sama sekali arti seni lukis itu sendiri,” Tambahnya.

Begitu juga Bambang Widodo (Amdo Brada), pria yang kini menetap di Kam-pung Seni Sidoarjo ini, menganggap bahwa seni sekarang sudah terdegradasi.” Banyaknya karya mereka hanyut dan tidak bisa dibedakan antara satu dan lainnya. Terjadi keragaman daya ungkap dan miskin pemaknaan, terjebak pada isu-isu tren wacana pendekatan pada aspek-aspek informasi yang berbau politis menjadi prioritas utama,” Tegas Amdo.

Ia begitu antusias, saat kedua sahabatnya itu memiliki pemikiran yang sama dengannya, mengajak berapresiasi dalam satu pameran di-HUT Kota Surabaya (30/4).

“Dengan senang hati saya mau andil, karena kami termasuk juga saya, sama-sama ingin mengmbalikan esensi Seni rupa itu sendiri kedalam asal muasalnya, walaupun sudah terakulturasi dengan budaya modern,” Akunya. (soh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar